Alasan menghapus sosial media.

 Jadi, kawan, sejak 2020 saya mulai jengah dengan isi timeline di sosial media. Entah karena di rumah saja atau memang sudah waktunya saya jengah melihat sosial media. Dari mulai trending topik yang ramai oleh akun buzzer dan akun korea, argumen yang sok tau, hingga banyak hal yang aneh tiba-tiba jadi terkenal dan jadi perbincangan. Sosial media menjadi hal yang aneh bagi saya. Seakan hubungan pacaran bertahun-tahun tapi masih tidak kenal satu sama lain. Asing. 

Jadi saya memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia maya, lebih tepatnya sosial media. saya masih punya YouTube, Blog, Whatsapp, Email, Pinterest. Awalnya hanya saya nonaktifkan sementara karena masih takut ada yang mencari saya lewat DM. Sebab sebelum saya menonaktifkan twitter, saya masih bertukar pesan dengan teman saya yang paling cantik, Karina Rizki. 

Ternyata tidak memiliki sosial media sedikit menyiksa di awal. Pada minggu pertama saya tidak tahu harus melakukan apa. Biasanya saya melihat perempuan cantik di explore instagram, hingga saling balas twit dengan teman di twitter. Hingga saya bertanya dalam hati: apakah ini yang dirasakan pecandu narkoba yang sedang rehab? Saya juga tidak tahu. 

Tapi, saya kekeh untuk tidak membuka dan mengaktifkan kembali sosial media. Sebab, saya takut nantinya akan terjerumus kembali di habitat buruk sosial media. 

Tidak memiliki sosial media membuat saya tertinggal informasi. Tapi itu bukan nilai yang berarti buat saya. Toh, saya juga tidak memiliki banyak pengaruh di sosial media. Jadi, rasanya tidak akan memberi pengaruh pada teman saya di sosial media. Saya juga tidak berjualan di sana. Jadi saya tidak merasa dampak signifikan dari kehilangan sosial media. 

Hingga 2 bulan berlalu, saya masih baik-baik saja dengan tidak adanya sosial media. Akhirnya saya putuskan untuk menghapus sosmed saya. Ternyata twitter sudah tahu keinginan saya dan sudah menghapus secara permanen akun twitter saya. 

Sekarang, saya lebih merasa senang. Setidaknya banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk hal-hal yang lebih berharga. Mengerjakan skripsi naskah drama, misalnya. 

Saya tidak mencoba mengajak kalian untuk meninggalkan hingga menghapus sosial media. Tapi, jika kalian penat dan bosan, coba berhenti sejenak dari dunia maya yang berubah di tiap detiknya dan nikmati kehidupan yang nyata. Bercanda dengan teman sebaya, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang lebih berguna, atau mojok di kamar sambil memikirkan banyak hal yang sudah kalian perbuat sepanjang hidup.

Mengutip lirik dari lagu milik navicula, "Saat semua semakin cepat, bali berani berhenti dan menyepi". Akhirnya saya sekarang memahami pentingnya "berhenti menyia-nyiakan hidup untuk sesuatu yang tidak berguna". 

Sekian cerita dari saya. Tabik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KIAT MENGHADAPI UMUR 27

Cuti Patah Hati

The One With Not to Fail In Love